Allah Melihat dan Perduli

Allah Melihat dan Perduli



Amsal 15:3

Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.




Ada masa-masa ketika kita merasa tidak terlihat.  Kita bekerja keras, tetapi hasilnya tidak dihargai.  Kita berbuat baik, tetapi tidak ada yang memperhatikannya.  Kita menahan godaan untuk membalas, tetapi orang lain seolah tidak peduli.  Kita setia, tetapi hidup sering terasa tidak adil.

Dalam kesunyian seperti itu, muncul sebuah pertanyaan yang sangat manusiawi: Apakah Tuhan melihat semua ini?

Amsal 15:3 datang sebagai jawaban lembut namun kokoh: “Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.”  Ayat ini mengingatkan bahwa Anda tidak pernah berjalan sendirian, bahkan ketika Anda merasa tidak ada satu pun mata manusia yang memperhatikan Anda.  Ini bukan mata yang tajam penuh kecurigaan, melainkan mata seorang Bapa yang penuh perhatian, seorang Gembala yang peduli, dan seorang Hakim yang adil.

Bayangkan seorang ayah yang memperhatikan anaknya belajar berjalan.  Ia melihat langkah-langkah kecil itu, melihat ketika anak itu goyah, melihat jatuh-bangunnya, dan melihat keberanian yang terus muncul di wajah kecil itu.  Apakah sang ayah menertawakan atau menghakimi? Tidak. Ia mengawasi dengan kasih. Begitulah Tuhan memperhatikan Anda.

Pengawasan-Nya tidak bersifat menggentarkan bagi anak-anak-Nya; justru itu adalah tempat perlindungan yang aman.

Ayat ini juga menjadi penghiburan bagi orang yang merasakan ketidakadilan.  Ada banyak hal di dunia ini yang tampak tidak seimbang.  Orang jahat bisa tampak berhasil.  Orang yang jujur justru mengalami kerugian.  Orang baik diperlakukan tidak adil.  Namun Amsal mengatakan Tuhan melihat semuanya, termasuk hal-hal yang tidak terlihat oleh manusia.  Tidak ada kelicikan yang luput dari pengamatan-Nya. Tidak ada kesetiaan kecil yang terabaikan.  Tidak ada penderitaan yang tidak terhitung. Ketika dunia tidak melihat, Tuhan tetap melihat.

Pengamatan Tuhan pun bersifat menyeluruh: “di segala tempat.”  Hal ini berarti tidak ada ruang yang terlalu gelap sehingga Tuhan tidak dapat melihatnya.  Tidak ada situasi terlalu rumit sehingga Tuhan bingung mengamatinya.  Tidak ada lembah emosional terlalu dalam sehingga perhatian-Nya tidak menjangkaunya.  Bahkan ketika Anda tidak bisa menjelaskan kepada orang lain apa yang sebenarnya Anda rasakan, Tuhan sudah mengetahuinya jauh sebelum Anda menemukan kata-katanya.

Ada banyak orang yang melakukan kebaikan tanpa sorotan.  Mereka bersabar dalam pelayanan. Mereka menolong orang lain tanpa pengakuan.  Mereka setia dalam tanggung jawab kecil.  Mereka memilih jujur ketika tidak ada yang mengawasi.  Jika Anda termasuk di dalamnya, ketahuilah ini: Tuhan melihat Anda.  Dan bagi Tuhan, tidak ada kebaikan yang sia-sia. Ia menghargai apa yang orang lain lupakan.  Ia menimbang apa yang orang lain abaikan.  Ia mencatat apa yang orang lain anggap sepele.

Ayat ini juga menjadi tameng bagi hati kita saat kita mulai merasa iri atau lelah.  Ketika kita melihat kejahatan seperti dibiarkan, kita bisa menjadi getir.  Ketika kita melihat kebaikan seperti tidak dihargai, kita bisa menjadi letih.  Tetapi Amsal memanggil kita untuk kembali mempercayai pandangan Tuhan, bukan pandangan manusia.  

DIA Hakim yang tidak pernah tertipu.  Dia Penjaga yang tidak pernah tertidur.  Dia Bapa yang tidak pernah lengah.

Karena Tuhan melihat, kita bisa tetap berjalan dengan hati yang bersih.  Karena Tuhan memperhatikan, kita dapat setia tanpa harus mengejar validasi manusia.  Karena mata Tuhan tidak pernah lepas dari kita, kita dapat menjalani hari ini dengan keyakinan bahwa hidup kita berada dalam pengawasan kasih yang sempurna.

Tuhan melihat segalanya.  DIA Hakim yang tidak pernah tertipu.  Dia Penjaga yang tidak pernah tertidur.  Dia Bapa yang tidak pernah lengah.

Lukas Onggo Wijaya

A Happy learner, a happy reader, and a happy writer

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Recent in Technology