Senyummu Menyembuhkan
Ada sesuatu yang menakjubkan tentang sukacita yang tulus — ia tidak bisa disembunyikan. Wajah yang bersinar bukan hasil make-up atau pencahayaan, melainkan pancaran hati yang penuh damai. Ketika seseorang hidup dengan hati yang benar di hadapan Tuhan, matanya memancarkan kehangatan yang menenangkan hati orang lain.
Sering kali kita meremehkan kekuatan sederhana seperti senyum, tatapan penuh perhatian, atau sapaan lembut. Padahal, di balik hal-hal kecil itu, tersimpan kuasa untuk mengangkat hati yang sedang tertekan. Dunia yang keras dan dingin membutuhkan lebih banyak “mata yang bersinar” — orang-orang yang memancarkan kasih dan pengharapan.
Selain itu, Amsal ini juga berbicara tentang “kabar baik” yang menyegarkan tulang. Kabar baik bisa berupa berita tentang kesembuhan, pertolongan, atau bahkan janji Tuhan yang diingatkan kembali. Firman Tuhan sendiri adalah kabar baik yang memberi kekuatan di saat kita letih. Setiap kali kita mendengarnya, tulang kita — lambang dari semangat terdalam — diperbarui.
Tuhan memanggil kita bukan hanya untuk menerima kabar baik, tapi juga menjadi pembawanya. Setiap kali kita berbicara dengan kasih, menguatkan, atau menghibur seseorang, kita sedang menjadi saluran “kabar baik” yang menyegarkan jiwa mereka.
Mungkin hari ini, seseorang di sekitar kita sedang membutuhkan tatapan yang bersinar — bukan dari mata yang menilai, tetapi dari hati yang mengasihi. Jadilah wajah yang bersinar itu, dan biarlah kabar baik dari hidupmu menghidupkan orang lain.
"Senyum yang tulus dan kabar baik adalah obat
bagi hati yang letih dan tulang yang lemah".
